Pacquiao Ingin Pertahankan Sabuk Juara Di Penampilan Berikutnya
Harian Press. Kembali menyandang status sebagai juara dunia cukup mempengaruhi
pikiran Manny Pacquiao terkait masa depan kariernya di ring tinju. Ikon
tinju Filipina itu memutuskan untuk tidak gantung sarung tinju dalam
waktu dekat.
Pacquiao berhasil merebut gelar kelas welter reguler WBA dengan menghentikan juara sebelumnya Lucas Martin Matthysse dari Argentina di ronde ketujuh, akhir pekan kemarin di Kuala Lumpur, Malaysia.
Sempat diragukan, Pacquiao justru mampu mendominasi dan menjatuhkan La Maquina sebanyak tiga kali. Itu merupakan kemenangan KO/TKO pertama Pacquiao sejak menghentikan Miguel Cotto pada November 2009. Selain itu, laga tersebut juga menjadi penampilan pertama Pac Man sejak kekalahan kontroversial dari Jeff Horn di Australia, Juli tahun lalu.
Mendapat banyak saran untuk segera gantung sarung tinju dari orang-orang dekatnya, petinju yang 17 Desember 2018 genap berusia 40 tahun ini justru ingin terus beraksi di dalam ring. “Laga saya berikutnya, saya ingin mempertahankan sabuk juara saya,” tandasnya seperti dilansir Bleacher Report.
“Jika tinju bukan gairah saya, saya tidak akan bertarung lagi. Ini saya semacam kecanduan tinju dan saya benar-benar suka bertarung dan membawa kehormatan ke negara saya. Itu keinginan hati saya,” jelas petinju dengan catatan tanding 60-7-2, 39KO.
Terdapat dua nama yang mencuat untuk menjadi kandidat lawan Pacquiao berikutnya, yakni juara kelas welter WBO, Terence Crawford dan juara kelas ringan WBA Super, Vasyl Lomachenko.
Dengan Crawford mungkin tidak ada kendala, lantaran mereka berada di kelas yang sama. Tetapi, apabila bertemu dengan Lomachenko, Pacquiao mesti turun dua divisi menuju ke kelas ringan.
Sementara itu, selain berprofesi sebagai petinju profesional, Pacquiao juga disibukkan dengan karier politiknya sebagai senator di Filipina.
Pacquiao berhasil merebut gelar kelas welter reguler WBA dengan menghentikan juara sebelumnya Lucas Martin Matthysse dari Argentina di ronde ketujuh, akhir pekan kemarin di Kuala Lumpur, Malaysia.
Sempat diragukan, Pacquiao justru mampu mendominasi dan menjatuhkan La Maquina sebanyak tiga kali. Itu merupakan kemenangan KO/TKO pertama Pacquiao sejak menghentikan Miguel Cotto pada November 2009. Selain itu, laga tersebut juga menjadi penampilan pertama Pac Man sejak kekalahan kontroversial dari Jeff Horn di Australia, Juli tahun lalu.
Mendapat banyak saran untuk segera gantung sarung tinju dari orang-orang dekatnya, petinju yang 17 Desember 2018 genap berusia 40 tahun ini justru ingin terus beraksi di dalam ring. “Laga saya berikutnya, saya ingin mempertahankan sabuk juara saya,” tandasnya seperti dilansir Bleacher Report.
“Jika tinju bukan gairah saya, saya tidak akan bertarung lagi. Ini saya semacam kecanduan tinju dan saya benar-benar suka bertarung dan membawa kehormatan ke negara saya. Itu keinginan hati saya,” jelas petinju dengan catatan tanding 60-7-2, 39KO.
Terdapat dua nama yang mencuat untuk menjadi kandidat lawan Pacquiao berikutnya, yakni juara kelas welter WBO, Terence Crawford dan juara kelas ringan WBA Super, Vasyl Lomachenko.
Dengan Crawford mungkin tidak ada kendala, lantaran mereka berada di kelas yang sama. Tetapi, apabila bertemu dengan Lomachenko, Pacquiao mesti turun dua divisi menuju ke kelas ringan.
Sementara itu, selain berprofesi sebagai petinju profesional, Pacquiao juga disibukkan dengan karier politiknya sebagai senator di Filipina.
Comments
Post a Comment